KLAIM
Rasa rindu membuncah kala gema meraung di sudut ruangan, sore itu. Setitik bayangan mulai melintas hingga mengingatkanku pada kabar burung itu. Ya, kabar burung yang telah dirancang oleh makhluk-makhluk dengan bayangan kekuasaannya. Entah mengapa, profesionalisme mudah sekali hilang apabila diukur dari materi dan jabatan yang diusung. Kekejaman naluri yang hanya bisa dimengerti oleh pemuda cendekiawan dengan kemampuan memutar balikkan fakta, nantinya.
‘Kasus Positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia telah mencapai angka 20.162 kasus.’
‘Kasus Positif virus Corona (COVID-19)....’
‘Kasus Positif...’
Bahkan ufuk timur belum menyiratkan semburat malunya, telinga seakan dipekakkan informan dengan lembaran data belum efisien. Masih hangat diperbincangkan, tentu saja sebagai alternatif ajaib untuk mengundang simpati dan sudut pandang kaum pemikir. Berupa kasus tak berdasar, hanya timbul sebagai berita mayoritas yang akan mengikis berita kemanusiaan. Beberapa mungkin tak paham dan hanya percaya pada informasi, padahal ada pihak kelabu yang mengatur segalanya.
Kawanan lalat di atas kotak –dibawah bayang-bayang lentera- mampu mengalihkan segala atensi. Sebuah kesempatan untuk mengetahui intisari tujuan utama. Tak banyak sebenarnya yang harus dilakukan, bergeming pun cukup, menanti sang empu mengeluarkan titah. Timbulah acuh atau bantai, dua kata dengan beribu makna. Sama dengan mereka yang dirindukan keputusannya, diharapkan beragam oknum, terjawab dengan sarat janji yang akan berlaku sebaliknya.
Bosan.
Ungkapan sederhana pengubah sudut pandang seseorang. Berprinsip sebagai orang teguh yang tak berniat memangku tangan, justru beringsut mempertahankan zona nyaman. Beginilah musuh para lalat yang berusaha mengindahkan, namun berakhir tak diindahkan. Hanya mampu menyapu dada, terkadang tak mengerti apa yang dilancarkan sebagai jawaban janji dan tuntutan. Tak butuh omong kosong apalagi embel-embel partai politik, bahkan untuk sebuah popularitas. Hanya para sampah yang paham itu semua.
Kuurungkan segala kecerobohanku tentang pasrah. Tak ingin melewatkan prospek kualitas hidup. Hanya satu cara untuk berperang di lajur lawan, ikuti alur dan jangan panik melempar umpan. Lengah pun menjadi skenario dan bahan candaan, kita tidak diciptakan untuk itu. Kaum kelabu dengan bayangan kekuasaannya, para lalat, tak segan menyiapkan kemungkinan dengan persentase keuntungan pihaknya. Apalah arti mempertimbangkan, Tuhan bahkan menyiapkan hati.
Mulai kutatap gawai yang sedari tadi memunculkan beribu notifikasi dari beragam informan. Berita hangat, lucu sekali. Berani memunculkan keresahan dan melemparkan kayu pada bara api. Entah mengapa, gentar tak ada, bahkan degup jantungku seperti sudah mengetahui ini semua. Baiklah mari kita lihat sejauh apa mereka bermain dan melibatkan kaum kami. Bahkan seberapa kuat mereka menanggung resiko pemberhentian prosedural.
Dimulai dari headlines yang memanjakan mata kelompok pemikir. Memancing tanggapnya tiap sudut pandang serta opini kritis. Cara termudah melancarkan observasi, mengamati, membiarkan publik bereaksi. Dihubungkan dengan kronologi kejadian yang dipaparkan hiperbola, terkesan menantang mental pembacanya. Tersirat senyum kemenangan di atas tanda kehidupan darurat dunia. Berita semacam ini diumumkan berkala, hingga paham betul kapan informan itu menggulirkan angka ratusan menjadi ribuan.
Mungkin krisis moneter dianggap acuan oleh mereka. Teratasi dengan baik, mudah sekali menggerakkan bank dunia atas nama runtuhnya sirkulasi perekonomian dunia. Tak lekang waktu dan masih terngiang ketika para lalat memastikan janji kerjanya diatas podium. Kasus biologis seperti ini jangan pernah diremehkan, bahkan menjadi kasus merah apabila dinyatakan keluar dari kuasa laboran. Penenangnya pun butuh serangkaian uji klinis untuk dapat diterapkan pada raga manusia. Penuh pertimbangan dan pengerjaan bertahap sesuai daya tahan objeknya.
Dunia politik dan ekonomi bukan lingkup remeh apabila dipilih sebagai destinasi alibi pengefektifan kembali, apalagi bagi si pemula gila kekuasaan. Sudah yakin tak akan berimbas pada harta kekayaannya. Padahal kita diciptakan sebagai makhluk sosial yang tak akan hidup beringas sendirian. Sialnya mereka tak paham konsep penciptaan itu. Apa-apa akan kembali pada hukum alam dalam ganasnya si raja hutan. Hampir saja lupa, mereka bahkan tak punya waktu berpikir. Sibuk saja dengan segala gemerlapnya kenikmatan duniawi.
Mereka tak mengerti bagaimana penantian panjang kami saat menempuh jalur hukum atas pengakuan kedaulatan dahulu. Tak dianggap ada, belum bisa dikumandangkan kemerdekaannya. Bahkan sekarang, kami tidak dianggap ketika demokrasi seharusnya ditegakkan. Para lalat itu mempermainkan dominansi kekuasaan. Yang berumur mungkin dianggap sebagai jamur, sebentar lagi dimusnahkan agar tak mengusik tatanan. Tak ada lagi yang akan mengkritik sistematisasi program kerja.
Terusik sudah jiwa kaum kami. Mereka bahkan mendeklarasikan klaim di hadapan pertiwi. Mendeklarasikan kembali apa itu visi, misi, dan tujuan utama perwakilan. Apalagi pengakuan kesanggupan mengatasnamakan Tuhan. Kami tak paham apa jaminan yang dinazarkan atas ini, sungguh tak etis. Segera saja merombak aturan prosedural perusahaan, protokol kesehatan, bahkan lingkup pendidikan ikut diambil alih. Semoga saja kewenangan tidak membutakan jawaban paripurna nanti.
Ditulis oleh Afiqoh Azfa S.
ceritanya menarik, bahasanya mudah untuk dipahami...
BalasHapusKuereeenn ..masih baru 17 th, bahasa & kalimatnya , pola pikir nya sdh spt yg selevel usia diatas 25 an..teruskan belajar & berjuang utk masa depan, yg masih tak tentu ujungnya...
BalasHapusPlanningkan yg terbaik...
Alloh selalu bersama dg orang-2 yg benar..Trust me...
proud of youu, keep spirit!!
BalasHapusSubhanallah, luar biasa baget karyanya. Ini bisa jadi penerusnya khairil anwar.. Amin
BalasHapusSukses slalu Buat kalian
Siiip....semangat mbak fiqoh..kamu bisa...
BalasHapusPenulisan , gaya bahasa sempurna. terus berkarya nak kembangkan bakat dan kemampuanmu. disertai usaha dan doa insyaallah menuju pintu kesuksesan ๐๐๐๐
BalasHapusKerenn๐ค ceritanya mudah sekali dipahami... Penulisan yang sangat bagus... Semangat belajarnya semoga sukses selalu dan umur panjang๐ค❤
BalasHapus